Mengapa Kita Memberkati TUHAN ?
- Noahide Indonesia

- 19 Jan 2024
- 1 menit membaca
Diperbarui: 12 Jul 2024

Apakah Tuhan kekurangan sesuatu, sehingga kita perlu memberkatiNya ?
Pemahaman umum mengenai memberkati, adalah : Yang memiliki lebih, memberi yang tidak memiliki (berkekurangan), inilah pola piker kebanyakan orang mengenai kata : MEMBERKATI.
Tetapi tidak demikian halnya, ketika kita memberkati Tuhan, dalam ucapan doa-doa kita. Mari kita telaah lebih lanjut dengan melihat arti masing-masing kata dalam ucapan berkat (beracha) yang kita ucapkan :
Barukh sebenarnya memiliki arti : MENGAKUI (ACKNOWLEDGE), Atah artinya : ENGKAU. Jadi ketika kita mengucapkan Barukah Atah Hashem dalam doa kita, kita sebenarnya sedang berkata : Aku mengakui Engkau, HaShem.
Itulah sebabnya, ketika orang Yahudi melakukan Tefilah di bagian Amidah, ketika kita, saat mengucapkan Barukh, maka lutut ditekuk, ketika mengucapkan Atah, membungkukkan badan kedepan. Tetapi ketika mengucapkan Hashem, justru harus tegak.
Bertolak belakang dengan kepercayaan lain yang ada di dunia ini, dimana mereka ketika sedang menyebutkan nama tuhannya, mereka minimal membungkuk malah ada yang tersungkur, sebagai tanda hormat, demikian alas an mereka.
Tetapi Yudaisme mengajarkan berbeda, karena : ketika mengucapkan Barukh Atah, kita sedang mengakui Dia, kita konsentrasi bahwa memang Dia harus diakui, tidak ada yang lain. Maka yang terjadi adalah Hashem sendiri yang memenuhi hidup kita. Selesai mengucapkan Atah, boleh dikat
akan bahwa Hashem sudah ada dalam diri kita, sehingga ketika kita menyebut nama Hashem, kita harus tegak, karena Hashem sudah ada di dalam diri kita, dan Hashem adalah Sang Pencipta, Raja segala raja, maka Hashem tidak tunduk kepada siapapun. Jadi kita pun mengucapkannya dengan tubuh tegak.
Ringkasan Pengajaran Rabbi Tovia Singer Shabbat 23 Adar II 5776




Komentar